Bunga Sakura di Cibodas kini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kebun Raya Cibodas. Pasalnya, selain karena tidak harus pergi jauh-jauh ke Jepang untuk melihatnya, bunga Sakura di Cibodas dapat mekar 2 kali dalam setahun. Ini sangat berbeda dengan negeri asalnya Jepang yang hanya satu kali saja, sama halnya bunga sakura di Amerika. Sehingga mekarnya Bunga Sakura di Cibodas selalu dinanti-nanti.
Sejarah Bunga Sakura di Cibodas
Apakah Anda tahu? Bunga Sakura di Cibodas ternyata sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dulu. Sebanyak 35 pohon Sakura sengaja dibawa Pemerintah Belanda langsung dari habitat aslinya di lereng Himalaya.
Menurut mantan Kepala Balai Konservasi KRC Holif Imamauddin, bunga sakura di cibodas pada kavling Q2 atau dekat Kafe Kebun Raya Cibodas adalah pohon yang pertama kali ada di sini. Ditanam pada masa penjajahan Belanda tahun 1938, oleh peneliti Belanda pula.
Setelah itu, koleksi bertambah karena dapat hadiah dari Hata, peneliti Jepang, dan Presiden RI ke- 5 Megawati Sukarnoputri yang mendapat hadiah dari Pemerintah Jepang.
Taman Bunga Sakura di Cibodas
Pasti sudah tahu kan ada Taman Bunga Sakura di Cibodas? Yes, berikut ini informasi lengkap seputar taman yang menjadi buah bibir itu.
Taman Sakura Cibodas
Taman Sakura Cibodas, konsep kawasan dengan luas sekitar 2 hektare itu, mengombinasikan budaya Jepang dengan arsitektur Jawa Barat.
Kombinasi ini dapat terlihat dengan dibangunnya gazebo. Tanpa menghilangkan “ikon ” Jepang, lantai bawah gazebo tersebut akan dibangun dengan heksagonal (delapan sudut) sebagai ciri khas bangunan Jepang. Sementara atap bangunan atasnya, dikonsep ala rumah khas Jawa Barat.
Tak kurang dari 225 tanaman bunga Sakura di Cibodas, spesies Prunus Cerosoides (Rosaceae) dengan dominasi warna pink (merah muda) dan putih, berjejer rapi menghiasi di sekitar Taman Sakura yang bernuansa natural. Saat Taman Sakura mulai dibangun, mantan Presiden RI,
Megawati Soekarnoputri, yang dikenal peduli dengan lingkungan hidup, berkesempatan menanam langsung bunga sakura di areal tersebut.
Menurut mantan Kepala UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (KRC-LIPI), Ir. Holif Imamuddin, obsesi membangun Taman Sakura berawal saat dia menyaksikan liputan di layar kaca mengenai bunga sakura yang tumbuh di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat pada bulan April 2007. Menurut dia, pengunjung memadati kawasan tersebut yang ingin menyaksikan langsung tumbuhnya bunga Sakura.
“Padahal tempatnya kecil. Berawal dari itulah, saya mempunyai obsesi untuk membuat Taman Sakura di KRC-LIPI. Memang sebelumnya ide untuk membuat Taman Sakura ini telah cukup lama. Setelah mendapat respons dari LIPI, akhirnya kita mulai membangun tempat tersebut pada bulan Mei lalu, ” kata Holif.
Holif menyebutkan, bunga sakura di Cibodas yang saat ini tumbuh di kawasan Taman Sakura tidak semuanya diambil langsung dari Jepang. Dengan sistem setek, kata Holif, pihak KRC-LIPI berhasil mengembangkan bunga sakura yang didatangkan dari Himalaya. “Biji bunga sakuranya kita ambil dari Jepang. Namun yang paling membanggakan kami adalah sumbangan bunga sakura dari Megawati dan Sutiyoso yang diperoleh saat mereka bertandang ke Jepang. Bunga sakura itu ditanam di Taman Sakura ini, ” ujar Holif.
EKSOTIKA panorama di Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (KRC-LIPI) Cianjur, memang cukup menakjubkan. Berbagai spesies tanaman dari seluruh Indonesia dan dunia, tumbuh dan berkembang. Pada akhirnya, KRC-LIPI tidak hanya sebagai tempat penelitian . Lebih dari itu, menjadi tempat tujuan wisata flora, sebagai nilai jual kepariwisataan di Kab. Cianjur.
Beritahukan sahabat-sahabat anda untuk menerima informasi ini. Feel free for share it!
Selamat berkunjung!